Halo! Jadi, sebentar lagi saya akan menjalani Ujian Nasional nih, tapi kebetulan tadi saya membaca sebuah status dari seorang wanita muda tentang generasi muda sekarang, sasaran pembacanya adalah remaja berumur 13-17 tahun sepertinya. Karena saya sendiri masih dalam kategori sasaran pembacanya itu, saya jadi ingin membahas generasi muda sekarang menurut pandangan saya juga.
Oh ya, posting ini termasuk dalam label "What I Learn Today" ya. Akhirnya ke-post juga ya :')) haha.
Oke. Jadi, poin dia sebenarnya adalah 'Semua orang emang punya kebebasan bersuara, tapi kalian gak boleh bersuara seenaknya, karena semuanya juga punya etika.' inti sebenarnya ya itu menurutku, dia mencoba mengingatkan si pembuat posting tapi malah terasanya menyerang dengan kata2 yang gak senonoh, yang udah nyangkut ke hal2 pribadi yang bukan ranahnya buat dilihat publik, ditambah teman2 si pembuat post ikut-ikutan.
Akhirnya si mbak tadi, membuat posting tandinganlah di berandanya, makin dihujan si mbak, disini aku rasa ada miss communication diantara si mbak dan org yang memposting itu. Si mbak poinnya adalah bertanya dan meminta penjelasan logis yang gak main2, sementara si pembuat posting tuh poinnya bercandaan.
Nah, dari sini aja kita udah lihat kan, emang harusnya gak dilanjutin karena udah beda pandangannya, niat si mbak sih baik banget menurutku, dia berusaha ngingetin anak muda jaman sekarang buat menggunakan sosial media ya mikir juga gitu jangan asal nyeplak aja. Dan si pembuat posting (yg disini adalah seorang remaja cowok) menanggapi dengan sok bercanda, gak serius, sok bawa asik, dan gak menyikapi komentar2 yang masuk gitu.
Aku mungkin bisa bilang, ini bukan ranahnya aku, tapi aku sendiri sebagai anak muda--generasi muda, aku harus menyikapi dengan kritis dong, bukan dengan cuma menanggapi dengan pernyataan, "ini hidup gue, buat apa Lo urusin? Urus aja hidup Lo sendiri." pernyataan kayak gini hanya cocok dalam masalah pribadi aja. Bukan dalam hal 'mengingatkan' yang 'salah'. Walaupun yang 'salah' itu masih sebuah penyimpangan yang primer, gak terlalu penting, bahkan mungkin gak dianggap penyimpangan sama masyarakat kebanyakan.
Kenapa gak dianggap menyimpang? Sebenarnya individualis adalah menyimpang menurut aku. Karena sikap individual itu gak memedulikan orang lain, sementara di Indonesia kamu diajarkan untuk memedulikan orang lain, bukan kepo, tapi peduli. Dan itu udah jadi budaya, hingga kini. Jelas gak sesuai dong individualisme dengan budaya indonesia?
I mean, saat ada orang yang peduli sama kamu, menasehati kamu, mengkritik kamu, kenapa gak kamu hadapi dengan lapang dada aja? Ngalah. Bukan berdebat dengan bilang, "Lo kurang piknik kayaknya" atau "Urusin aja dulu hidup Lo gak usah urusin hidup orang lain." atau "Lo gak usah sok pintar deh jadi orang." perkataan-perkataan itu membuat orang-orang jadi apatis tanpa sadar. Semua orang nantinya akan tutup mata sama segala penyimpangan yang terjadi.
Dan apakah itu yang terjadi sekarang dengan anak muda Indonesia? Tak lagi peduli jika ada yang menasehati dan merasa benar sendiri?
Semua hal dibuat lelucon oleh generasi muda Indonesia, bahkan sebelum kalian mengenal orang yang mengomentari kalian, kalian sudah memberikan lelucon padanya seperti kalian memberikan lelucon ke teman kalian sendiri. Saya pikir itu gak sopan sama sekali, dan parahnya lelucon yang dipakai adalah lelucon dengan kata-kata kasar yang terlihat gak berpendidikan. Okelah kalau kalian melakukan itu sama temen sendiri, tapi kalau sama orang yang gak dikenal gimana? Bisa jadi orang itu lebih tua, lebih berpengalaman, sensitif, bahkan gak suka sama lelucon seperti itu, tidakkah itu menyinggungnya?
Dan kalian generasi muda, lagi-lagi hanya akan berkata, "Urusin aja hidup Lo sendiri". Saya sebenarnya miris dengan kata-kata itu. Coba bayangkan kalau kata-kata itu terlontar dari orang tua kalian, kalian sakit hati gak dengernya? Udah berbakti sama orang tua selama ini, dan dibilang kayak gitu.
Selain kata2 diatas, ada lagi kata2 pamungkas generasi muda sekarang, " Di Indonesia kan semuanya bebas mengutarakan pendapat. Lo gak usah sensi dong." dan semacamnya. Sebenarnya pernyataan itu dapat dengan mudah dibalikkan. Dan jawaban atas pertanyaan itu hanya satu, "Gue gak sensi kali.", tapi bukan masalah sensinya maksud saya, masalah mengutarakan pendapatnya itu lho yang jadi masalah. Tidakkah mengutarakan pendapat juga gak boleh membuat orang lain merasa terluka? Sekali lagi, etika. Dimanakah etika berada kini?
Generasi muda sekarang juga suka banget buat meme. Aku sendiri kalau konteksnya adalah lucu-lucuan oke aja, tapi kadang ada yang kontennya porno, gak sesuai sama isi meme, dan bahkan isinya penghinaan. Menurutku gak pantes ya kayak gitu... Dan most of memes are telling about relationship, antara relationship goals sampai galau-galauan. Dan yang begitu Sukses banget untuk menggaet anak mudanya. Anehnya mereka gak merasa ada yang salah.
Aku juga manusia, aku pernah galau, dan blog ini saksinya. Aku gak melarang anak muda buat galau, tapiii jika sesuatu yang tak kita harapkan terjadi pada negeri ini, siapa yang akan maju kalau anak mudanya aja kerjanya galau terus? Mau manfaatin TNI, Polri? Jumlah mereka cukup buat mempertahankan negeri ini? TNI, Polri adalah pengamanan pertama kita sbg WNI. Yang ada, nanti saat negeri ini kenapa-napa, kita generasi mudanya malah asik curhat ke temen kalau kita lagi galau! Kalian gak mau begitu kan?
Aku tau, gak selamanya dan gak selalu semuanya berdampak negatif, semuanya pasti ada positifnya juga, mungkin akan aku post positifnya nanti.
Posting kali ini bukan cuma buat kalian yang apatis aja, buat aku juga, buat para pembaca juga, jangan lupa buat selalu terbuka dengan komentar dan selalu ingin jadi lebih baik saat denger komentar dan saran.
Dan ya, apa yang saya tuliskan disini jugalah sebuah curhatan. At least bukan lagi curhatan galau! :v hahaa.
*** (1 April 2016) ***
Salam,
Himawari 🌻
Komentar
Posting Komentar