Langsung ke konten utama

UN, PBT dan CBT Mana yang Diuntungkan?

Halo! Tahun ini aku mengikuti UN nih, kita tau sendiri kan UN tuh ibarat hidup dan matinya (?) peserta didik kelas 12 SMA/Sederajat, berbagai cara pun dihalalkan oleh mereka agar mendapat nilai yang terbaik :)

Mulai dari yang berusaha jujur dengan memasang tagar #ITrusMe, beli kunci jawaban, lihat soal pbt, atau bahkan yang udah pede banget sampai gak belajar.

Dan saya sendiri... Menggabungkan semuanya :')) /Plok /kecualikunci

Kenapa saya menggabungkan keduanya? Karena ya gitu, saya berusaha jujur dengan memasang tagar tersebut, saya lihat soal pbt, saya gak begitu banyak belajar. Cuma review2 aja sedikit.

Kenapa saya gak beli kunci jawaban? Karena saya pengennya saya yang jual -_- lumayan, saya dapat uang kan-_- ha-ha-ha. Bercanda bercanda. Tapi jujurnya menjual kunci jawaban UN tuh bisa dijadikan sebuah... Hm... Gimana ya bilangnya, mata pencaharian. /heh

Oke, lupakan kerandoman saya, saya baru selesai UN jadi random seperti ini:')

Oke. Fokus.

.
.
.

Kembali ke judul yang saya angkat kali ini, CBT dan PBT. Tentu sekilas kita akan berpikir yang CBTlah yang diuntungkan, karena sudah bisa lihat soal PBT sebelumnya, walaupun soal juga keluarnya H-1 ujian sih. Kayak, misalnya bahasa inggris, di PBT udah dari hari Rabu, sementara soal PBTnya baru keluar ke anak CBT tuh hari Seninnya. Contoh begitu ya.

Tapi, jangan salah, banyak juga anak CBT yang gak mau liat soal PBT. Kenapa? Karena mereka ingin jujur.

Kalau saya, saya punya pemahaman yang berbeda masalah ini :)

Menurut saya sendiri Ujian Nasional sudah tak lagi jadi rahasia saat soal itu sudah dikerjakan oleh siswa/i. Jadi, menurut saya, saat soal itu telah dikerjakan ya soal itu udah dapat dikatakan bisa menjadi konsumsi publik. :)

Mungkin banyak juga yang berpikiran sama seperti saya.

Wkwk :v

Tapi di UN kali ini saya belajar, seharusnya kita sebagai manusia tuh dapat menahan nafsu. Jujurnya melihat soal dan melakukan pembelaan seperti yang saya lakukan di atas adalah sebuah tuntutan dari nafsu dan egoisme saya. Saya tau itu :')

Tapi kenapa tetap saya lakukan? Udah terlanjur ngapain setengah2? :v lagi2 nafsu saya yang berbicara. Dan saya yakin, banyak yang berpikir sama seperti saya juga.

Well, akhir kata, seharusnya kita dapat membendung nafsu kita...

Ah, dikarenakan saya tidak fokus, jadi pembahasannya aneh begini, gak jelas juga. Mohon maaf ya... Akan kita ulas dilain waktu.

Salam,

Himawari 🌻

Komentar